Setelah hampir dua dekade Indonesia mengenal Internet secara menyeluruh, banyak lanskap bisnis yang sudah berubah. Majalah dan korang yang biasa kita berlangganan, kini sudah jarang ditemukan. Di kota-kota besar, kini ada layanan belanja instan lewat handphone, barang sampai dalam hitungan menit tanpa kita beranjak dari rumah.
Secara positif kita menyambut perubahan teknologi ini, tetapi kita juga tidak ingin terlalu gegabah untuk segera melakukan transformasi. Beberapa tahun belakangan ini saya bekerja untuk beberapa perusahaan sebagai Software Engineer, bocorannya adalah tidak semua perusahaan yang berbasis IT memberikan layanan mereka secara tepat. Alih-alih mendatangkan untung dari pengadaan teknologi, justru buntung yang didapat karena harus menggaji engineer dan ongkos maintenance yang tidak murah.
Komunikasi dan informasi
Sebelum pelanggan memutuskan untuk beli, pelanggan ingin mengetahui informasi dari produk yang akan dibeli. Selain produknya, pelanggan juga ingin tahu produk apa saja yang bisa dia beli, barangkali ada produk yang lebih bagus dari yang awalnya ingin dia beli.
Berbeda dengan warung retail tradisional yang semua nya harus diambil oleh yang jual, supermarket memberikan kebebasan bagi calon pelanggannya untuk mengambil sendiri barangnya. Bukan karena penjualnya pemalas, tetapi ternyata kita lebih nyaman memilih milih dulu barang yang ingin kita beli. Kadang kita lihat, pegang, dan bandingin bentuknya seperti apa sih.
Akhir akhir ini, keberadaan marketplace online hingga website jualan untuk memudahkan pelanggan melihat lihat produknya. Lebih dari itu, sebagian memberikan fitur chat yang memudahkan pelanggan bertanya langsung.
Cara kita berkomunikasi dan mendapatkan informasi adalah sesuatu yang berubah cukup banyak sejak awal abad 21 ini. Kalau boleh dibilang, rekan pengusaha juga harus memikirkan bagaimana melakukan komunikasi kepada calon pelanggan menggunakan teknologi yang sudah ada.
Transaksi mudah, kalau bisa di mana dan kapan saja
Maraknya marketplace online membuat masyarakat di kota kota besar makin malas untuk datang ke toko, dan ini adalah sesuatu yang bisa kita lihat langsung. Sederet Gerai Matahari Tutup Sepanjang 2021 (detik.com), ini adalah salah satu bukti nyatanya. Selain itu kita dikenalkan dengan AlloFresh, platform belanja yang ditawarkan oleh TransMart sebagai bentuk menanggapi perubahan pasar.
Secara kasat mata, rasanya sekarang sudah tidak ada lagi bisnis yang survive tanpa teknologi. Justru, pernyataan yang satu ini rasanya kok kurang tepat ya.
Bisnis restoran misalkan, tentu sudah bisa kita beli makana secara online lewat platform pesan makan online. Tapi yang mau datang dan healing ke tempatnya juga masih ada dan banyak kok. Teknologi yang bisa diadopsi di sini contohnya banyaknya pilihan metode pembayaran, pesan makanan sebelum datang, dll.
Konsepnya, adopsi teknologi untuk membantu pelanggan semakin mudah melakukan transaksi.
Autopilot tanpa campur tangan manusia
Sekarang, sudah semakin mudah kita punya bisnis yang berjalan secara online. Tanpa perlu kita punya toko dan kantor untuk bertemu pelanggan, melakukan transaksi lewat WA dan sosial media sudah bisa kita lakukan.
Baru-baru ini, kami menerima sebuah challenge dari pemilik bisnis bergeerak dalam bidang jasa yang menawarkan pekerjaannya secara online. Banyak pelanggan yang ingin bertransaksi setiap harinya, dan biasanya pembayaran dilakukan secara online melalu transfer bank. Di sini, sang pemilik usaha harus mengecek secara berkala mutasi rekening bank untuk memastikan pelanggan sudah membayar biasa di awal.
Repot, akhirnya kami membantunya dengan memberikan solusi berupa adopsi layanan verifikasi pembayaran secara otomatis. Tanpa perlu mengecek rekening dan konfirmasi ke pelanggan, pemilik usaha bisa langsung fokus ke transaksi yang sudah terbayar.
Produktifitas operasional
Rekan pengusaha yang sudah memakai sosial media untuk sarana marketing dan penjualan tentu tau, kadang-kadang ada komentar negatif di postingan sebagai bentuk komplain. Puluhan bahkan ribuah komentar kadang susah untuk bisa kita lihat, akhirnya komplain tidak tertangani karena kita tidak tahu ada komplain.
Dengan memanfaatkan teknologi crawling, secara otomatis kita bisa mendapatkan notifikasi komentar-komentar tersebut. Lebih cepat dan aman dalam mengelola komplain pelanggan.
Efisiensi tanpa PHK
Karyawan yang sudah kita rekrut ternyata tidak terlalu banyak melakukan peningkatan secara bisnis. Selain melihat performanya, mungkin aktivitas yang dilakukan oleh karyawan kita terlalu manual dan menghabiskan banyak waktu.
Contoh, sejak beberapa bulan terakhir ini semakin marak yang namanya AI bisa secara praktis membantu pekerjaan kita. Membuat poster, edit foto hingga membuat artikel juga bisa dilakukan dengan bantuan AI.
Yang bisa rekan pengusaha lakukan adalah dengan mengedukasi karyawan kita untuk belajar memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang ini. Yang awalnya 1 konten per hari, ini bisa jadi 3 hingga 5 konten perhari dengan bantuan AI.
Dirangkum dari 8 Ways Technology Is Changing Business (gomodus.com)
Tinggalkan Balasan